tengadah rasa
kalau sedang memakai sayap hitamrasanya seperti melayang tapi tak terbang
bisa-bisa seperti lepas bebas dari kerangka eksistensi. saya tidak bilang nyaman...namun lega
diantara waktu ini saya bahkan bisa menghela nafas lega
lega melihat helainya tergerai dan mengikuti gerak angin. dari siratnya saya tahu betapa lembutnya disentuh oleh uraian itu.
kalau sedang memakai sayap hitam, seperti tidak ada yang hadir kecuali yang kita inginkan saja. hanya itu dan itu saja. pembenaran pun gak saya kejar-kejar lagi
entah kenapa lebih lega
kenapa bisa lebih lega saat saya memilih untuk bersikap layaknya pemilik sayap ini?
kenapa saya jadi tidak akrab dengan rasa takut?
kenapa hanya rasa takut saja yang bisa membuat saya selega ini saat memakai warna yang berkebalikan
saya lebih bisa mengalir...saya lebih mengair
percayalah..bukan berarti saya memberontak. hanya kelegaan ini meyakinkan saya bahwa nilai yang sering dipermasalahkan oleh manusia lain tidaklah esensi untuk jiwa
khususnya jiwa saya.
saya tetap cinta Dia walau kalau mau dipisah-pisahkan, saya mulai masuk ke dalam kotak sayap hitam. saya sayang Dia walau cara saya tidak seperti putih di sana.
lantas..saya tidak berpikir bahwa ini salah atau itu benar, karena hitam dan putih hanya masalah cara kita menginterpretasikannya
yah
apapun itu selalu
selalu Dia yang membawa saya kembali
kali ini saya punya keyakinan
Dia ada
dan saya ingin suatu saat saya pun ada
bersama kamu
lagi.
3 Comments:
Religious poems for the incoming Ramadhan...
..bahkan semesta yang terlihat diam pun dapat meraba getaran tengadah rasamu hingga ke urat nadinya..
jadi itulah keinginan eu sebetulnya, bersamanya lagi. Dan Dia tetap ada selalu seperti keyakinan bawah sadar yang elu slalu bawa ke mana mana. Seperti dia juga. Gak kemana-mana. Think!
Post a Comment
<< Home