Thursday, February 02, 2006

pendar berai 2

Andrey.

(berjalan rusuh sambil sesekali menggelengkan kepalanya demi untuk menghilangkan kesuntukan dan rasa denyut yang menyerang kepalanya. Ia merasakan badannya pegal-pegal. Demam mulai menyerang dan Andrey belum menyadarinya)

Raga di ujung horison mendekat.

“An! Hei..”

deg

“eh hei..Raga...”
“ suntuk banget muka lo..whats wrong?”
nothing.just my mood thats all. Mm mo kemana lo?”
“tadi gue dapet telpon dari Nadi..Demos tiba-tiba sakit.ni gue mo jenguk.mo ikutan?”
“lho..perasaan baru kemaren gue nelpon dia tentang urusan Sade, dia masih baik-baik aja”
“urusan Sade?lo ngurusin dia lagi An?”
still...she's ours right?”
but i thought u had enough about baby-sitting her kinda stuff
yeah...Nadi told me not to abandon her in any way i could..so..anyway, Demos sakit apaan sih?parah?”
i dunno...gue nghubungin beradik Kala-Sade itu juga ga ada yang bisa (menghela nafas berat)”
“mm...(gelisah)”
“(menyadari Andrey gelisah) hey..r u sure ur okey?” (mendekatkan dahinya ke dahi Andrey)
“(tersentak dan segera menjauh)fine! Im doin all fine (senyum cepat)”
“tapi..(bersikeras menyentuh dahinya dengan telapak tangannya) hey badan lo panas!”
“gak kok...tangan lo doang kali yang dingin (pandangan mulai berputar dan mengabur)”
“(menatap khawatir dalam 5 detik dan menghela nafas) oke then..jadi ikut gak?”
“mm sebelumnya boleh gue tanya sesuatu?” (mengacungkan jari telunjuknya bak anak murid bertanya pada gurunya)
“”yeap?”
“ kenapa tiba-tiba dunia jadi hitam putih gini ya ,ga?”
“he?”

blank......semua gelap.
Andrey pingsan dengan damai.

Telinga berdenging. visual masih blur. Andrey menoleh ke kiri. dinding. Menoleh ke kanan, ada bentuk menyerupai kepala tertunduk di dekat lengannya. Dia nyaris menjerit sebelum akhirnya terlihat dengan jelas

“ eh..hei..dah sadar...”(terbangun)
how did i..maksud gue...gue pingsan? Ini di...?”
“di rumah gue, An.(bangkit dan membenarkan posisi duduknya) dan iya lo pingsan.”
“(manggut-manggut pelan) and the setting of time is...?”
“(terkekeh pelan) jam 01.34 malem pak”
“(diem 3 detik) gue pingsan 10 jam?”
frankly, ur the one who got a lot of pressure here, instead of Demos..”(geleng-geleng)
“maksud lo?”
“gini deh an..sudah lebih dari 6 tahun kan?”
“kalo....(bingung)”
“kalo lo tetep suka sama Sade “
“.....jadi...di tahun ke 6 bulan ke 7 hari ke 14 jam ke 23 menit ke 35 detik ke 9 gue pingsan gitu?”
“yup”
BUK!
Raga ditimpuk bantal

“hahahahahaha”
“cupu lo! Ga guna!”
“hehe (mereda) oh well, lo udah bisa marah, berarti kayaknya mendingan kan sakitnya?”
“(mati gaya. Mukanya memerah menahan tengsin) its not like my purpose to felt down in front of you anyway..(menggerutu)”
I'll get u something warm”(keluar kamar)

Andrey berpaling. Ada kertas yang tertempel pada bidang dinding dekat dia terbaring. Andrey bangkit dan mendekatkan penglihatannya untuk mencerna rangkaian tulisannya

upon the shrine that is destined to be flew
i see my south become a few
and for i hear the winter voice,
shall i reincarnate into the river noise?

For all the sand i walked at my dreaming rhyme
I've found the words before my time
beyond the shadow of its powerful hand
shall i know you are there at my end?
by the wanderer path i read its tale
as bad as pale, swallowing wave have them failed

no more to troth by every word you vow
no need to bow for what its flow
i was there as all the mystery show

and so I'm praying at your trenchant trench
believing anything shared but my sense
for now and then let it be my trace
another wanderer path that has it's tales.


Andrey tertegun.
Entah kenapa matanya terasa panas. Lumayan lama Andrey terkosongkan baik pikiran maupun pikirannya hingga tidak menyadari Raga sudah berada dibelakangnya.

“.Nih..gue masih punya corn soup
“(agak tersentak dan buru-buru menggosok kedua matanya) ow thanks!”
hei..r u okey?”
“su-sure!
(menerima mangkok soup)”
“(menarik mangkoknya kembali) u dont seem that way. Tell me
“(kembali menggosok kedua mata) i said its nothing
“(menarik tangan Andrey yang menggosok mata) terus..kenapa mata lo merah?”
“Ga..please deh, gue tuh demam, ya wajar aja mata gue agak merah”
“(diam 3 detik dan berpaling ke sekitar. Menyadari ada tulisan tangannya tertempel di dinding dekat kasur) did u read that?”

jeda 3 detik

“yup”
“(tertunduk sejenak) nih! (memberi mangkok sup dan beranjak)”
“eh Ga! Tunggu! Lo marah?”
“(terhenti di depan pintu)”
“ gue gak sengaja.its just happened to be read. I mean tu kertas terpajang, ga... ya gue-”
no need to explain.” (meraih handle pintu)
so why did u act so weird like this?”
listen! (berbalik) gue paling gak suka kalo orang ngerasa kasihan ama gue!”
wha-what?”
“iya! Lo pasti ngerasa gitu kan ke gue?? thats why u cried! Gue gak perlu itu An! Gue gak butuh!”
“HEI! Jangan asal nuduh gitu dong lo!! lo tau apa emang?!”
“gue tau semuanya! Tau kalau kalian semua munafik! Ga ada yang berani ngomong apa yang sebenernya ada di benak kalian!”
“a-ap (terbata-bata saking kagetnya) lo-lo mikir apaan sih?! Jadi selama ini lo memandang kita semua kayak gitu?how judgmental u r!!”
“hei gue ngomong bedasarkan realita. Coba lo pikir! diantara kita gak ada yang benar-benar berjuang demi apa yang diinginkan! Semuanya diam! semuanya gak enakan!”
“Oh! Jadi sekarang lo mau bilang kalo lo satu-satunya orang yang berjuang demi apa yang diinginkan gitu? Yang selalu ngomong apa yang ada di benak lo gitu??”
“Gue-”
“elo! Elo yang selalu mengeluh tentang kerjaan 'keren' lo itu tapi gak pernah berani buat resign! Elo yang gak berani ngambil tindakan atas perasaan lo ke Nadi tapi malah terus bertahan ama cewek lo yang mungkin normal juga nggak, gitu?!”
“HEH! KALO NGOMONG HATI-HATI YA! Dont drag Rima into this! I love her! And i wont let anything happen to my fucking relationship with her!”
“jadi itu yang lo mau? ”
“(langsung terdiam)”
“jawab gue, Ga..lo...orang yang selalu mengatakan apapun yang muncul di pikiran lo, yang seeeelalu jujur (memutarkan matanya ke atas), yang naif, yang mencintai sisi putih begiiiiitu besar..come on tell me..is that what you want?”(mendekat ke Raga hingga Raga terdesak ke dinding)
i have my destiny to-”
“thats not the answer
!(membentak!)”
“(tersentak)”
“ (menghela nafas kemudian terkekeh pelan) hah...what the hell am i doing here anyway..”
"........i try to be right here, An”
“yeah- but that doesn't mean u were allowed to speak out everything u have in mind, man! There are consequences for God sake! Ini..ini salah satu contoh kenapa pengoleksi sayap putih kayak lo pelan-pelan merontokkan sayap putih orang lain!”
what are you trying to say-”
i hate people like you
“ ho..jadi sekarang lo benci ama gue?”
“iya. Gue benci bahwa kenyataannya elo adalah orang yang meremukkan orang-orang seperti Nadi”
“(makin bingung)”
“gue merati'in, Ga..gue tau..lo narik Nadi melandai hanya untuk sekedar agar dia tahu ckckckck( menggeleng-geleng)”
“lo mo coba bilang kalo sekarang lo cinta Nadi? (datar/dingin)”
try to be focus for a while will you?! kejujuran lo bikin dia merangsak!”
“mending begitu kan?semua terbuka. Semua sesuai dengan apa yang lo rasain! Nothing to hide! Hidup dalam kebenaran absolut An!”
“hahahhahaha kebenaran absolut??? (makin tergelak tak berhenti)”
u heard me!”
“lo cuman pengen posisi lo aman kan?! Apa lagi di mata Tuhan!”
“gue lebih milih kata 'prinsip'!”
“HAHHAHAHAHAHAHHA”
“apanya yang lucu?! Begitu lah seharusnya orang hidup! Free to speak what u feel inside! Hati yang bebas. The truth is touchable!”
“ hahahahahgh (mereda) well...speaking of which, can you handle the OTHER truth now?”
“BRING IT ON!”
(menantang geram)”

Andrey mendekatkan mukanya ke Raga dan mencium bibirnya.dalam durasi 5 detik

“(andrey mengambil jarak minim lagi sambil diam menatap Raga)”
“(speechless) wa-what r- what the hell-”
“kurang lebih begitulah perasaan Nadi pas lo tarik dia!”
“(masih speechless)”

jeda 30 detik

“(Andrey mendekatkan bibirnya ke telinga Raga, berbisik) by the way ini emang kejujuran yang lo banggain tadi.. kebetulan aja gue jadiin metafora buat ngasih tau konflik dalam Nadi terhadap lo..enjoy

Andrey melangkah menuju pintu. Di detik yang ke sekian tangannya ditarik Raga.

“apa?”
please..tell me ur kidding”
“not in this lifetime”

BLAM!

...........

.......
....

..